Suatu ketika seorang balita, sangat cerdas, berbakat tenis sejak kecil. Tiba-tiba dia tak lagi mau berlatih tenis,
prestasi sekolahnya pun menurun. Sang
ibu sangat gusar dan mencoba mencari apa penyebab sang buah hati menjadi demikian. Penyebabnya
hampir tak dimengerti oleh ibu tersebut . Tanpa disadarinya dia sering memarahi dan
menuntut serta memberi kritikan yang pedas
ketika hasil atau latihan tenis anak tidak baik. Bahkan ketika guru les
memberikan laporan kepada ibunya bahwa sang anak mulai tidak mempunyai perhatian
untuk belajar, ibu segera bereaksi untuk memarahi anak. Bukan kritik yang membangun yang diberikan.
Tapi kritik pedas dan makian serta marah yang diberikan oleh ibu membuat anak
tak punya percaya diri kepada kemampuan yang dia miliki. Sayang bukan?
Percaya diri bukan milik seorang
dewasa. Seorang anakpun dalam perkembangannya harus mempunyai rasa percaya
diri.
Apakah ciri-ciri seorang anak mempunyai rasa percaya diri?
1. Tidak takut mengemukakan pendapat, baik itu salah maupun benar.
2. Mampu mengatasi tekanan penolakan dari keluarga,teman,lingkungan sekitarnya.
3. Mampu mengatasi kesulitan tanpa merasa dunianya sudah
runtuh karena sulit itu
4. Berprestasi baik untuk menunjukkan bahwa dia anak yang
melakukan terbaik
Percaya diri bukan sesuatu yang
sulit dilakukan oleh orangtua kepada anaknya.
Namun, sering terjadi orang tua
tidak menyadari bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri kepada anaknya.
Bahkan orangtua hanya membiarkan anaknya bertumbuh tanpa rasa percaya
diri. Dalam dunia yang penuh dengan
tantangan, kompetisi, anak harus mampu mengatasi kesulitan dan mampu melihat
potensi kemampuan yang dimilikinya. Jika
tidak, anak akan terlindas oleh orang lain yang memiliki rasa percaya diri.
Orang tua tidak perlu memprotes apa yang tak
disukainya. Lebik baik menanyakan apa
maksud anak melakukan hal itu atau mengatakan hal itu. Setelah mendapat masukan
berikan rekomendasi bukan kritikan, apalagi kritikan yang pedas
.
1. Disiplin dan
konsisten
Dalam pengasuhan terhadap anak, orang tua harus punya
pola pengasuhan disiplin dan konsisten yang tinggi. Ketika orang tua telah menetapkan sesuatu
aturan, katakan ibu minta kamu pulang malam paling lambat pukul 22.00. Jika ada
masalah sebaiknya kamu memberitahukan dulu apa sebabnya. Aturan ini jangan sampai dilanggar baik oleh
ibu maupun anak itu sendiri. Ketika anak
pulang pukul 23.00 tetapi ibu tak menegur sama sekali bahkan tak memberikan
sangsi, maka anak mengganggap aturan itu sebagai yang tak punya kekuataan hukum
dari orang tua yang tak konsisten. Disiplin terus ditegakkan. Jika aturan
dilanggar, anak harus mengetahui apa sanksinya. Bukan hukuman phisik tetapi
hukuman tidak boleh mendapatkan apa yang dimintanya lagi.
2. Menunjukkan bahwa anak mempunyai kemampuan
Anak saya ketika diterima sebagai murid cadangan di sebuah Sekolah Menengah Atas ternama dan
beragama , merasa tidak mampu mengalahkan teman-temannya yang diterima sebagai
murid secara langsung. Seolah-olah dia
adalah anak “buangan”. Saya terus
memberikan motivasi dan menunjukkan kepadanya dia mampu menjadi murid yang
berprestasi setelah berbulan-bulan dan
bertahun-tahun diberikan motivasi dan bukti.
Tak ada yang tak dipungkiri ketika dia sendiri melihat
dan membuktikan bahwa dirinya bukan murid buangan, ketika rasa percaya dirinya
sudah mulai tumbuh.
3. Tahan mengatasi kesulitan
Ketika percaya diri sudah tumbuh, akan datang
kesulitan-kesulitan, apakah itu bentuknya pelajaran, adaptasi aspek kehidupan
yang tak sesuai dengan keinginannya.
Tidak mudah bagi mereka yang tak punya percaya diri untuk menghadapi
kesulitan. Mereka mudah gentar dan cepat putus asa. Namun, bagi yang percaya diri, kesulitan
adalah tangga suatu kesuksesan. Dihadapi dengan sangat tegar dan ketika dia
telah dapat melewatinya, sukses akan menggapainya.
4. Tidak mempermalukan didepan teman-temannya
Orangtua seringkali lupa jika dia ingin memberikan
pendapat yang sifatnya merendahkan anaknya, dikatakan langsung dihadapan
teman-temannya. Bagi seorang anak,
teman-temannya adalah “hero”. Jika dia mendapat pukulan didepan orang yang dianggapnya sebagai “hero”, maka
dia merasa hancur sekali . Bahkan dia
merasa tak berharga sebagai manusia.
5. Jika ada kesalahan panggilah anak ditempat tertutup
Tentu seorang anak pernah berbuat kesalahan dalam
perkataan atau perbuataan. Sebaiknya orangtua memanggil anak dan membawanya di tempat yang tertutup. Berbicaralah dari hati ke hati di tempat
tertutup supaya anak lebih terbuka untuk mengatakan dan ibu dapat memberikan nasehat
yang tepat dan leluasa tanpa meremehkan anak.
6. Menghargai ide
Orangtua harus menghargai ide seorang anak. Walaupun seorang anak itu belum berpengalaman
tau belum mempunyai pengetahuan cukup, tetap saja dia adalah seorang ciptaan
Tuhan yang idenya harus tetap dihargai.
Penghargaan akan membuat seorang anak menjadi dan merasa menjadi orang
yang dipercayai.
Jakarta, 13 Desember 2012
Ina Tanaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar