Senin, 30 Agustus 2010

DUKUNGAN ORANG TUA




Minggu minggu sebelum lebaran adalah hari hari yang menegangkan bagi anakku. Tidak seperti biasanya dia ceria jika pulang sekolah. Begitu pulang sekolah, secepatnya makan siang. Selesai makan siang tanpa berbicara sepatahpun, dia langsung masuk ke kamar tidur.

Sejam kemudian ada alarm dari jam kecil yang berbunyi di kamarnya, dia bergegas ganti pakaian dan secepatnya pergi ke tempat les . Pulang dari les sudah sekitar jam 19.00. Saya minta kepadanya agar mandi dulu.

Begitu selesai mandi, dia secepat kilat ke kamar . Di dalam kamar, dia mengerjakan suatu pekerjaan yang sangat serius. Sejam kemudian saya minta agar dia makan malam. Dia bilang sebentar lagi. Ternyata tidak , sejam kemudian barulah dia makan malam. Begitu makan malam selesai, kembali ke kamar. Saya sendiri tidak dapat mengikutinya karena saya telah terlelap tidur terlebih dahulu. Saya sempat melihat jam menunjukkan pk 24.00, lampu kamarnya masih menyala menandakan dia masih belajar/menyelesaikan tugasnya.

Pagi pagi saya menyiapkan sarapan untuknya. Dia juga menyiapkan diri untuk bersiap ke sekolah dengan memakai seragamnya, memakai sepatu dan makan sarapannya. Sambil makan saya berbincang singkat. Sesungguhnya kenapa kamu begitu sibuk kemarin sore sampai malam hari. Dengan muka yang sangat sedih dan tegang, dia bercerita selama seminggu ini akan ada banyak ulangan dan banyak tugas dan laporan dari beberapa pelajaran yang harus diselesaikan. Dia juga bertanya kepadaku, apakah dia bisa berhasil mengatasi semua tugas dan belajar dengan baik. Kapan perjuangan berakhir?

Sebenarnya anakku sudah membuat jadual secara terinci pelajaran pelajaran yang harus dipelajari untuk ulangan. Namun, terbentur dengan adanya tugas yang demikian banyak dari beberapa pelajaran, dia merasa tertekan /stress bagaimana jadual yang telah dia buat itu bisa k terpenuhi karena harus ditambah dengan tugas tambahan.

Saya berkata kepadanya dengan perlahan lahan tetapi tegas. Selesaikan belajarmu dengan optimal dan tugas sebaik mungkin. Perjuangan tidak mudah untuk mencapai cita2. Perlu pengorbanan. Dengan sedikit meledeknya "sampai darah terakhir". Perjuangan tidak akan selesai hanya di SMU, terus ada perjuangan, sbg orang tua mamah juga berjuang sampai engkau selesai bahkan sampai meninggal.

Kata kata itu merupakan kata kata sederhana tapi dia ke sekolah dengan suatu harapan penuh bahwa ternyata ada orang lain juga berjuang bersama seperti dirinya.

Good luck anakku.

1 komentar:

  1. Ikut prihatin dengan cara belajar-mengajar sekolah jaman ini. Padahal dipikir2 hasilnya apa ya? Otak anak dijejali dengan teori demi teori. Kalo udah gitu, kapan ya ortu bisa menyusupkan pendidikan rohani ke anak?

    BalasHapus