Senin, 02 Agustus 2010

DISIPLIN

Disiplin buat diri sendiri, biasanya ditanamkan oleh orang tua kita. Setelah besar dan kita bisa melihat manfaat disiplin , tentunya kita bisa bicara untung saya punya disiplin sehingga anakku bisa berhasil dalam belajar, pekerjaan karirnya.

Tidak mudah buat mereka yang sudah menanamkan disiplin tetapi tidak konsisten menanamkan kepada cucunya atau anaknya yang mungkin salah konsep, disiplin artinya tidak mengasihi.

Pagi pagi saya sudah senam. Di tempat senamku, seorang ibu yang sudah jadi seorang oma, membawa cucunya di suatu kereta. Tentu tidak ada konsentrai dari oma untuk senam karena sebentar harus memperhatikan sang cucu. Sang cucu memang tenang dan tidak mengganggu oma. Namun dibalik ketenangan itu saya melihat ada yang kurang aktif dan tidak ada komunikasi si kecil dengan orang tuanya.

Sang bayi diberi susu oleh omanya. Setelah minum susu, bayi itu menyentak dan melempar botol susu. Botol susu terlempar dan ada sisa susu yang menempel di kereta dan berantakan di tempat kereta. Lalu, teman si oma mendekat dan mengatakan.... wah kamu nakal yach , jangan dilempar botolnya. Dengan suara yang demikian, si bayi sudah mulai menangis. Cepat cepat si oma segra mengatakan a... tidak apa apa yach , jangan didengarkan .

Tersentak apa yang saya lihat dan dengar. Kenapa anak yang sekecil itu tidak diajar disiplin dan belajar mana yang baik /benar dan mana yang tidak baik/tidak benar.

Akibat dari tidak disiplin, o.... luar biasa membuat pusing bagi ibu-ibu sendiri. Anak tidak punya konsep apa yang baik dan benar, dia akan ambil barang milik orang lain, memperlakukan adiknya/kakaknya dengan kasar . Disiplin sulit dimulai namun jika disiplin sudah menjadi bagian hidup anak, anak akan dengan sendirinya melakukan tanpa suatu tekanan, hasilnya sungguh membuat kita bahagia.

1 komentar:

  1. Wah ternyata kamu suka ke gym juga ya?
    Memang memprihatinkan cara orang tua jaman sekarang mendidik anak. Disiplinnya memang kurang banget.

    BalasHapus